Lombok Tengah, NTB – Dinas Ketahanan Pangan Lombok Tengah menyebutkan bahwa, Lombok Tengah tidak mengalami kelangkaan atau kekurangan beras, melainkan harga beras yang mengalami kenaikan harga.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lombok Tengah Lalu Satriadi mengatakan, melonjaknya harga beras saat ini mengikuti harga gabah yang juga mengalami kenaikan harga.
“Harga gabah mengalami kenaikan menjadi Rp. 7000 perkilo dan Rp. 700.000 per kwintal,” kata Satriadi.
Sehingga, mau tidak mau harga beras mengalami kenaikan harga hingga mencapai Rp. 12 ribu sampai dengan Rp. 13 ribu perkilogram.
“Ditambah kami mendapatkan harga beras dari Bulog terjadi kenaikan harga per satu September,” lanjutnya.
Ia menjelaskan, terkait dengan stok beras yang ada di Bulog masih tercukupi untuk beberapa bulan.
“Jatah alokasi beras untuk Lombok Tengah juga sampai saat ini masih cukup,” jelas Satriadi.
Menurutnya, kenaikan harga gabah dan beras saat ini dipicu oleh sarana produksi pertanian yang agak naik, misalnya pupuk agak sulit dan hasil tidak sebanding.
“Kita memang surplus tapi petani tidak mau rugi, harga sarana produksi pertanian naik, biaya tenaga kerja mahal dan ditambah dengan biaya pengangkutan. Sekarang kita jarang memakai tenaga, kita kan pakai hand traktor. Sehingga mau tidak mau harga akan naik,” terangnya.
Untuk mengantisipasi akan terjadinya kelangkaan beras di Lombok Tengah, Dinas akan berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan stabilisasi pasokan dan harga pangan.
“Kita distribusikan beras itu perminggu, untuk menghindari penyalahgunaan oleh mitra. Kita kontrol ketersediaannya,” paparnya. (Anwar)