Mataram, NTB – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB melalui Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja menggelar kegiatan Pemberdayaan Keluarga PMI dan mendorong PMI Purna untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif melalui dana DBHCHT Tahun Anggaran 2023 di aula kantor Disnakertrans Provinsi NTB pada Selasa, (18/07/2023).
Pemberdayaan PMI Purna yang diikuti oleh 20 orang dari 2 kelompok usaha asal Desa Kuripan, Lombok Barat ini rencananya akan mendapatkan bantuan usaha berupa alat perbengkelan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, M.H berharap dengan bantuan peralatan sederhana ini kelompok usaha ini bisa membuka usaha di desa mereka sesuai keahlian yang mereka miliki di lingkungan desa sehingga di sela-sela bertani mereka bisa berwirausaha.
“Pemerintah memberikan bantuan peralatan sebagai stimulus, bapak-bapak manfaatkan peralatan ini dengan baik agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Kalau bisa usahanya semakin dikembangkan agar menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran,” tutur mantan Kadiskominfotik NTB ini.
Ia menjelaskan dari tahun ke tahun, sudah banyak keluarga PMI dan PMI Purna yang dibantu peralatan untuk membangun usaha. Bantuan peralatan yang diberikan, diantaranya peralatan Las, peralatan kuliner, perbengkel, dan alat-alat menjahit.
“Tahun lalu, banyak kelompok usaha yang meminta bantuan peralatan las, karena tren pembangunan yang meningkat,” ujarnya.
Aryadi mengungkapkan kelompok usaha yang telah diberikan bantuan peralatan bengkel tahun 2022 lalu di lombok Timur saat ini sudah berkembang pesat dan telah menyerap tenaga kerja. Kelompok usaha dari Lombok Tengah yang sudah diberikan mesin jahit juga sudah membuka usaha garmen. Begitupula dengan 2 kelompok usaha di Kebon Ayu, Lobar yang telah berhasil membuka usaha menjahit dan kuliner.
“Ada dua hal yang penting dikuasai agar sukses membangun usaha, yaitu skill atau keterampilan yang sesuai dengan bidang usaha dan keterampilan manajemen usaha. Setelah usahanya terbentuk, kami akan tetap membimbing dengan memberikan pelatihan produktivitas di bidang Lattas untuk manajemen usaha,” ujar laki-laki yang akrab disapa Gede itu.
Menurut Gede, banyak yang ingin membuka usaha luput untuk menguasai kemampuan manajemen usaha sehingga akhirnya usahanya tidak berkembang, modal tidak kembali, dan pada akhirnya gulung tikar. Karena itu, Ia meminta agar para hadirin yang membuka usaha nanti untuk belajar tentang manajemen usaha.
Ia mengajak para calon pengusaha untuk mulai meninggalkan cara-cara tradisional. Usaha akan produktif bila dikelola dengan manajemen bisnis dan tidak mencampur dengan keuangan rumah tangga. Karena manajemen usaha dan manajemen rumah tangga sejatinya adalah hal yang jauh beda.
“Modal usaha jangan digunakan untuk membeli kebutuhan dapur. Jika ada keluarga yang ingin memperbaiki motor jangan digratiskan dulu. Pelaku usaha harus belajar tentang manajemen usaha. Tanpa bekal ilmu manajemen usaha, maka usaha akan sulit berkembang dan bersaing,” pungkasnya.(hum)